Tanah Air v Homeland

Hampir semua negara menyebut istilah kampung halaman atau negri berasal mengacu pada kata homeland, motherland,  fatherland ataupun home country. Mungkin hanya Indonesia yang menyebutnya TANAH AIR, yang kadang tanpa disadari seperti satu kata karena sepengucapan, padahal terdapat dua unsur: tanah dan air.

Sekalipun dari bahasa masyarakat di wilayah kepulauan seperti Jepang, Filipin, Samoa, atau Hawaii, mereka hanya menyebut unsur tanah atau kata mengacu pada tempat, rumah, ibu maupun kata lahir. Jadi bagi kita, air merupakan sesuatu yang penting untuk disebutkan.

Maka sebagai jatidiri, selayaknya pembangunan berkelanjutan Indonesia mempertimbangkan pendekatan kedua unsur tersebut.  Darat dan perairan akan memberi dampak satu sama lain. Maka diperlukan integrasi antara bentang alam daratan dan lautan –  landscape-seascape approaches.

Bahwa mengisi kemerdekaan salah satunya adalah perkara memperbaiki tanah air, tidak hanya membangun tanahnya, tetapi juga membangun airnya, dan bahkan segala unsur yang ada, termasuk manusianya.

Untuk kebaikan tanah air kita, jujur, berdaulat, efektif pengelolaannya, dan merdeka rakyatnya, dengan merasakan keadilan, kemakmuran, kebebasan, aman dan sentosa serta segala macam istilah kebaikan, you name it.

Penting tidak penting, semoga istilah tidak tinggal istilah.

Indonesia is my homeland… and water.
Merdeka!

ME Lazuardi

Tentang ME Lazuardi

Man from Kendal, Indonesia. Raised from: Master of Development Practice Program, James Cook University, Marine science & tech, Bogor Agricultural University (IPB), Fisheries Diving Club - IPB SMA 1 Kendal, SMP 1 Pegandon, Pondok Pesantren Roudhotul Tholibin, Madrasah Miftahul Atfal Penanggulan, SD 1 Pegandon, TK Mardi Putra Penanggulan, and of course with love from Ibuk and Abah.
Pos ini dipublikasikan di Opini dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar