Penyakit karang/ Coral disease

Penyakit karang merupakan kejadian normal dalam ekosistem terumbu karang. Seperti halnya binatang, karang dapat dipengaruhi oleh penyakit. Sampai saat ini, wabah penyakit karang misalnya di Great Barrier Reef (GBR) Australia belum menyebabkan kerusakan yang luas. Antara tahun 1995 dan 2009 hanya 6,5 ​% kematian karang di Great Barrier Reef disebabkan penyakit karang. Namun, pengalaman di negara lain bisa saja menunjukkan bahwa kejadian penyakit karang bisa lebih tinggi daripada terumbu karang yang rusak akibat aktivitas manusia secara langsung.

Risiko wabah penyakit karang cenderung meningkat sebagai dampak dari perubahan iklim. Naiknya suhu permukaan laut dapat meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan wabah penyakit karang. Pada skala regional, wabah penyakit dapat terjadi setelah kerusakan karang yang luas yang disebabkan oleh badai atau pemasukan air tawar, nutrien, sedimen, dan limbah pestisida yang mencapai terumbu karang. Pada individu karang, polusi dan cedera fisik untuk karang juga dapat menyebabkan peningkatan insiden penyakit pada skala lokal.

Image

Penyakit karang dan penyebabnya

Penyakit karang disebabkan oleh infeksi dari mikroba seperti bakteri atau virus atau oleh stres eksternal termasuk suhu ekstrim, polusi (racun) dan nutrient dari daratan. Kombinasi faktor-faktor ini juga dapat menyebabkan penyakit. Ada juga yang tampak fisiknya adalah penyakit tapi hal ini disebabkan oleh gigitan biota lain, seperti oleh ikan kakatua, kerang drupella dan mahkota berduri (Acantasther plancii).

Suatu studi juga menunjukkan bahwa penutupan karang yang tinggi, terutama di mana spesies ini lebih rentan terhadap penyakit, dapat meningkatkan kesempatan bagi penularan penyakit antara koloni karang. Saya pribadipun menduga bahwa dengan semakin beragamnya jumlah spesies karang dalam suatu kawasan, maka penyakitnyapun akan beragam pula. Tapi saya belum membuktikannya secara ilmiah.

Di seluruh dunia lebih dari 20 penyakit karang yang berbeda telah diidentifikasi oleh para ilmuwan. Dari jumlah tersebut, kurang dari setengahnya disebabkan karena infeksi. Para ilmuwan terkemuka meyakini bahwa kondisi lingkungan merupakan penyebab utama penyakit karang. Kondisi lingkungan yang dapat meningkatkan risiko penyakit pada karang meliputi:

Suhu laut yang ekstrim

Suhu laut tinggi yang berkepanjangan dapat menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching). Bahkan jika karang pulih dari pemutihan, karang yang lemah seringkali lebih rentan terhadap penyakit. Di Great Barrier Reef, Australian Institute of Marine Science mencatat peningkatan yang signifikan dalam penyakit karang setelah pemutihan karang massal tahun 2002.

Kelebihan nutrien

Tingkat nutrien pada terumbu karang dapat berfluktuasi akibat banjir atau run- off dari daratan. Nutrisi tinggi dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karang serta laju perkembangan penyakit. Peningkatan nutrisi (terutama nitrogen dan fosfor) juga dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan beberapa mikroba penyebab penyakit.

Burung Guano (sejenis burung camar laut) kaya nutrisi ini. Hal ini dapat menjelaskan temuan penelitian di Great Barrier Reef terbaru yang menemukan peningkatan kadar penyakit karang di sekitar bangunan permanen yang menarik sejumlah besar burung camar laut yang bersarang di daerah tersebut.

Peningkatan kadar penyakit karang juga telah diamati peristiwa banjir besar di Queensland selama lima tahun terakhir. Penyakit ini didahului oleh pemutihan karang yang disebabkan karena kadar air tawar dan setelahnya menyebabkan kerusakan lokal terumbu karang di daerah tersebut.

Kerusakan fisik

Topan dan badai dapat merusakkan karang di daerah yang luas, meningkatkan kekeruhan, nutrisi dan perkembangan pesat alga, yang semuanya dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit karang.

Apa perbedaan antara penyakit karang dan pemutihan karang?

Secara teknis, pemutihan karang adalah penyakit juga, meskipun hal itu disebabkan oleh suhu (suatu stressor lingkungan) sering hal ini dijabarkan secara berbeda. Coral bleaching memperlihatkan bahwa biarpun karang memutih, tetapi belum mati. Jaringan karang masih hidup, namun telah kehilangan organisme (zooxanthallae) yang hidup di dalamnya yang menyediakan makanan dan warna pada karang. Jika suhu ekstrim terus berlangsung, karang memutih tersebut pada akhirnya akan mati dan berikutnya akan cepat ditumbuhi oleh alga. Jika suhu kembali normal, karang akan pulih dengan kembalinya zooxanthallae ke tubuh mereka. Namun, karang yang pulih tersebut juga lebih rentan terhadap penyakit.

Tindakan pengelolaan

Contoh di Taman Nasional Great Barrier Reef, GBRMPA (Great Barrier Reef Marine Protected Authority) – semacam balai taman nasional – bekerja sama dengan mitra penelitian dan stakeholder kunci untuk lebih memahami dan mengelola risiko wabah penyakit karang. Sebagai bagian dari Sistem Penanganan Kesehatan Terumbu Karang, mereka memiliki Rencana Tanggap Penyakit Karang untuk mendeteksi dan merespon penyakit karang di Great Barrier Reef. Ketahanan terumbu karang terhadap penyakit karang dapat ditingkatkan dengan mengurangi dampak dari ancaman seperti:

–          Meningkatkan kualitas air di kawasan terumbu karang dengan mengurangi jumlah pestisida, nutrient dan runoff sedimen dari daratan. Isu ini muncul ketika banyak pertanian monokultur di sepanjang pesisir Queensland yang pestisidanya telah mempengaruhi kawasan GBR.

–          Mendidik pengguna kawasan terumbu karang dengan pemanfaatan ramah lingkungan. Sistem zonasi dan pengawasan yang baik.

–          Mengurangi gangguan pada terumbu karang yang pulih dari peristiwa iklim lainnya seperti badai. Hal ini lebih ke arah memperhatikan kawasan terumbu yang terkena badai untuk lebih menjaga dari tekanan lain.

Selama bekerja dengan Conservation International – Indonesia, saya  mencatat dan memfoto penyakit karang terutama di daerah Raja Ampat. Tapi sampai saat ini belum ada kesempatan untuk mengadakan kajian mendalam mengenai hal ini. Temuan-temuan penyakit karang karang di Raja Ampat lumayan banyak dan beberapa merupakan penyakit karang yang belum pernah terlihat sebelumnya di daerah lain (Picture 1). Untuk penyakit karang di Raja Ampat ini, saya pengen menuliskannya secara terpisah, dan siapa tahu ada yang mau kolaborasi?

Tentang ME Lazuardi

Man from Kendal, Indonesia. Raised from: Master of Development Practice Program, James Cook University, Marine science & tech, Bogor Agricultural University (IPB), Fisheries Diving Club - IPB SMA 1 Kendal, SMP 1 Pegandon, Pondok Pesantren Roudhotul Tholibin, Madrasah Miftahul Atfal Penanggulan, SD 1 Pegandon, TK Mardi Putra Penanggulan, and of course with love from Ibuk and Abah.
Pos ini dipublikasikan di Opini dan tag , . Tandai permalink.

2 Balasan ke Penyakit karang/ Coral disease

  1. crissy berkata:

    This is fantastic! Thanks for posting this!

Tinggalkan Balasan ke crissy Batalkan balasan